Tim mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) berhasil menciptakan baterai berbahan baku lumpur Sidoarjo. Hasil rekayasa tersebut juga sempat membuat tiga mahasiswa Unnes yakni kata Aji Christian Bani Adam dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Umarudin dari FMIPA, Oki Prisnawan Dani dari Fakultas Ekonomi, dan Yoga Pratama dari Fakultas Ilmu Keolahragaan berhasil menyabet gelar juara II pada Kompetisi Technopreneurship 2012 yang diselenggarakan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) di Banten beberapa waktu lalu.
Aji memaparkan, mereka menciptakan baterai ini bermula ketika rasa keprihatinannya terhadap semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo yang terjadi sejak 2006. Hingga kini, semburan tak kunjung berhenti. "Warga di sana memanfaatkannya sebagai genteng, batu bata, dan lainnya. Dari sana kemudian kami teliti kandungan yang ada di dalam lumpur," kata Aji.
Dari penelitian tersebut, lumpur panas tersebut memiliki kandungan kadar garam sangat tinggi yakni mencapai 40 persen dan berbagai jenis logam. "Kemudian kami terus melakukan penelitian. Kami sudah melakukannya sejak tujuh bulan lalu hingga sekarang dikembangkan menjadi baterai kering," papar Aji.
Baterai dari lumpur panas tersebut kemudian mereka beri nama "LUSI CELL" yang berarti dari kepanjangan Lumpur Sidoarjo. Dia menuturkan pembuatan baterai dari lumpur melewati sejumlah proses. Secara keseluruhan memang masih menggunakan metode manual. "Kami memanfaatkan selongsong baterai bekas yang sudah tidak terpakai, lalu diisi dengan lumpur tersebut. Sebelumnya, lumpur diekstrasi terlebih dulu. Kandungan logam di dalamnya seperti mangaan, merkuri, dan sejumlah zat lainnya. Setelah dicampur bahan kimia yang dibutuhkan lalu dijadikan cell kering," katanya.
Untuk membuat satu buah baterai, lanjut dia, cukup cepat. Hanya dibutuhkan waktu sekira 15 menit. Baterai yang sudah jadi memiliki daya 1,5 volt. "Baterai yang sudah kami buat ini dijual seharga Rp3.000/baterai. Namun kalau ada yang membeli empat baterai sekaligus, diberikan harga khusus Rp10 ribu," tukasnya.
Dari hasil penjualan, sambung Aji, tiap paketnya didonasikan 1 kg beras untuk disumbangkan kepada warga yang menjadi korban semburan lumpur tersebut. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Unnes Masrukhi mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan para mahasiswanya. "Kita bisa bayangkan jika baterai ini laku keras, maka korban lumpur Lapindo akan terbantu dengan mendapatkan bantuan beras yang cukup besar," ungkapnya.
okezone
Read More...
Aji memaparkan, mereka menciptakan baterai ini bermula ketika rasa keprihatinannya terhadap semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo yang terjadi sejak 2006. Hingga kini, semburan tak kunjung berhenti. "Warga di sana memanfaatkannya sebagai genteng, batu bata, dan lainnya. Dari sana kemudian kami teliti kandungan yang ada di dalam lumpur," kata Aji.
Dari penelitian tersebut, lumpur panas tersebut memiliki kandungan kadar garam sangat tinggi yakni mencapai 40 persen dan berbagai jenis logam. "Kemudian kami terus melakukan penelitian. Kami sudah melakukannya sejak tujuh bulan lalu hingga sekarang dikembangkan menjadi baterai kering," papar Aji.
Baterai dari lumpur panas tersebut kemudian mereka beri nama "LUSI CELL" yang berarti dari kepanjangan Lumpur Sidoarjo. Dia menuturkan pembuatan baterai dari lumpur melewati sejumlah proses. Secara keseluruhan memang masih menggunakan metode manual. "Kami memanfaatkan selongsong baterai bekas yang sudah tidak terpakai, lalu diisi dengan lumpur tersebut. Sebelumnya, lumpur diekstrasi terlebih dulu. Kandungan logam di dalamnya seperti mangaan, merkuri, dan sejumlah zat lainnya. Setelah dicampur bahan kimia yang dibutuhkan lalu dijadikan cell kering," katanya.
Untuk membuat satu buah baterai, lanjut dia, cukup cepat. Hanya dibutuhkan waktu sekira 15 menit. Baterai yang sudah jadi memiliki daya 1,5 volt. "Baterai yang sudah kami buat ini dijual seharga Rp3.000/baterai. Namun kalau ada yang membeli empat baterai sekaligus, diberikan harga khusus Rp10 ribu," tukasnya.
Dari hasil penjualan, sambung Aji, tiap paketnya didonasikan 1 kg beras untuk disumbangkan kepada warga yang menjadi korban semburan lumpur tersebut. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Unnes Masrukhi mengaku bangga dengan prestasi yang ditorehkan para mahasiswanya. "Kita bisa bayangkan jika baterai ini laku keras, maka korban lumpur Lapindo akan terbantu dengan mendapatkan bantuan beras yang cukup besar," ungkapnya.
okezone